Rabu, 27 Juli 2022

Rabu, Juli 27, 2022
Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren KH Salman Al Farisi mengatakan, bersama pemerintah dan Polri, pesantren akan memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam keberagaman. Foto : Rilis

ASTANAJAPURA (CIREBON BRIBIN) - Pondok Buntet Pesantren menggelar doa bersama dengan Polri sekaligus deklarasi Pesantren Kawal NKRI. Acara tersebut dihadiri ulama se-wilayah Cirebon, Brebes, dan Tegal serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Deklarasi dibacakan oleh Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren KH Salman Al Farisi. Dalam deklarasi tersebut, KH Salman menuturkan pesantren senantiasa menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI. Bersama pemerintah dan Polri, KH Salman menyampaikan, pesantren akan memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam keberagaman.

"Kami bersama-sama akan selalu memperkuat komitmen menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah keberagaman," ucap KH Salman membacakan deklarasi Pesantren Kawal NKRI di Halaman Masjid Agung Buntet, Cirebon pada Selasa 26 Juli 2022.

KH Salman mengapresiasi kinerja Presiden Republik Indonesia dan Kapolri yang telah sigap dalam menanggulangi Pandemi Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, pemerintah dan polri secara massif melakukan bakti sosial di masyarakat.

"Sehingga dekat dengan seluruh lapisan masyarakat," ucapnya.

Selain itu, KH Salman juga mendukung penuh langkah-langkah Presiden Republik Indonesia dan Kapolri yang berusaha memulihkan ekonomi Pasca Pandemi. Ia mendoakan agar Kapolri senantiasa diberikan kekuatan dalam menyelesaikan segala permasalahan kebangsaan.

"Baik, masalah yang mengancam kemanusiaan, keharmonisan, keberagaman dan upaya-upaya lain yang mengancam integrasi bangsa," jelasnya.

KH Salman menambahkan deklarasi tersebut sebagai pengikat komitmen bahwa pesantren bersama polri siap dalam mengawal keutuhan NKRI. KH Salman menyatakan, pesantren siap berkolaborasi dalam pemulihan ekonomi pasaca pandemi. 

"Ulama, santri dan masyarakat selalu mendukung dan mendoakan Kapolri dalam memimpin kepolisian negara republik indonesia," jelasnya.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjelaskan polarisasi sempat muncul pada Pilpres 2019 akibat perbedaan politik yang belum sepenuhnya selesai hingga saat ini. Kapolri menyebut, polarisasi tersebut bisa mengancam keutuhan bangsa.

“Gejolak keamanan muncul akibat perbedaan pandangan politik dan sampai sekarang masih dirasakan. Kalau masalah ini tidak diatasi, bisa mengancam keutuhan bangsa,” kata Sigit. 

Ia mewanti-mewanti, polariasi akibat perbedaan politik tidak lagi muncul di Pemilu 2024. Kapolri pun mengajak para ulama, kiai dan santri untuk terus bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan.

“Kalau keberagaman hilang maka yang terjadi adalah seperti di Timur Tengah. Kita tidak boleh seperti itu. NKRI harga mati ini harus dijaga betul. Kalau ada yang mengusik kita peringatkan bareng,” katanya. (CB-003)