Warung Oemah Lawas di Desa Klangenan |
JAMBLANG—Oleh Maman Abdurahman (Cirebon Bribin)
Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di
seluruh dunia begitu terasa dampaknya dan merubah banyak tatanan kehidupan umat
manusia khususnya masyarakat di Indonesia yang mulai merasakan dampaknya tak
terkecuali kalangan pegiat seni atau seniman yang ada di Kabupaten Cirebon Jawa
Barat.
Sejak Pemerintah menetapkan Wabah Corona
Virus atau Covid-19 sebagai Bencana Nasional pada Maret 2020 lalu, pembatasan
interaksi masyarakat terus dikurangi dengan sejumlah aturan seperti Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang melarang adanya kerumunan ataupun acara yang
menimbulkan keramaian orang berkumpul.
Pelarangan membuat acara yang mendatangkan
banyak orang demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 merupakan kenyataan pahit
yang harus ditelah kalangan seniman yang biasanya mendapatkan pundi-pundi
rupiah ketika tampil dalam sebuah acara.
Seperti yang dialami Arif Nur Alamsyah
sorang seniman di Kabupaten Cirebon Jawa Barat yang mulai kehilangan sumber
pendapatannya sejak April 2020. Padahal dalam keadaan normal, Arif beserta
kelompok seninya bisa tampil 10-15 kali dalam sebulan.
Arif hanya bisa pasrah menerima kenyataan
tak pernah lagi mendapatkan permintaan manggung ketika wabah Covid-19 mulai
meneror kehidupan setiap orang.
Berbulan-bulan Arif bersama puluhan seniman
yang mengelola sanggar seni di Kabupaten Cirebon menunggu kondisi membaik, akan
tetapi wabah Covid-19 semakin mengganas hingga akhirnya Presiden Joko Widodo
pada Juni 2020 mulai mengumkan bahwa masyarakat Indonesia harus mulai hidup
“berdampingan” dengan Covid-19 atau mulai menjalani kehidupan normal dengan
gaya baru dan menerapkan protokol kesehatan.
“Sejak April 2020 sudah tak ada job
manggung, lalu mulai buka usaha nasi bakar yang dipasarkan secara online,” kata
Arif, Kamis 26 November 2020.
Susana di Warung Oemah Lawas |
“Masuk Oktober 2020 memberanikan diri buka
warung di dekat tempat tinggal dengan memanfaatkan rumah tua milik nenek
sebagai daya tariknya,” tuturnya.
Warung yang dibuka Arif diberi nama Warung
Oemah Lawas (warung rumah lama) karena lokasinya berdekatan dengan rumah tua
peninggalan penjajah Belanda yang diberi nama rumah van De Vries. Arif
menyuguhkan beragam nasi bakar dan menu-menu jaman dulu seperti limun, wedang
jahe dan aneka kopi.
Menurut penuturan Arif pada masa pandemi
Covid-19 puluhan rekan-rekannya pengelola sanggar seni di Kabupaten Cirebon
beralih profesi demi memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah kehilangan
permintaan manggung.
“Usaha apapun dilakukan asal halal dan bisa
mencukupi kebutuhan hidup, itulah yang dilakukan para seniman selama pandemi,”
kata Arif.
Jiwa seni yang melakat pada diri Arif begitu
kental terlihat dalam menata area warung yang dikelolanya, bahkan setiap Sabtu
malam ada pertunjukan seni untuk menghibur para pengunjung Warung Oemah Lawas.
“Jika nanti pandemi berakhir dan mulai ada
lagi permintaan manggung, warung ini akan tetap dibuka,” tuturnya.
Lokasi Warung Oemah Lawas berada di Blok
Kitorek, Serang, Klangenan Kabupaten Cirebon, dekat Rumah van De Vries yang
buka mulai pukul 15.00-23.00 WIB setiap harinya.
“Target berikutnya ingin menjadikan Rumah
van De Vries jadi destinasi wisata, ide ini telah ditawarkan ke pemerintah desa
dan kecamatan,” pungkasnya.