Rabu, 30 Juni 2021

Rabu, Juni 30, 2021
Peringatan Hari Keluarga Nasional 2021 secara virtual dengan Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, Selasa (29/6).

KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Permasalahan stunting tidak melulu terjadi pada golongan masyarakat ekonomi lemah. Tapi juga seringkali ditemukan di masyarakat perkotaan yang ekonominya maju.

Hal tersebut seperti yang disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno, pada Selasa (29/6).

"Permasalahan stunting lebih pada intervensi gizi. Seperti pemberian asi secara eksklusif," ungkapnya usai Peringatan Hari Keluarga Nasional 2021 secara virtual dengan Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin.

Untuk itu, setiap keluarga harus memperhatikan dan mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan.

Selama kurun waktu tersebut intervensi gizi penting dilakukan agar pertumbuhan anak bisa optimal.

“Masa tersebut merupakan masa terbentuknya otak,” ungkap Budi.

Dengan memberikan intervensi gizi di 1000 hari kehidupan akan menciptakan generasi unggul dan berkualitas.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, angka stunting atau gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi di Kota Cirebon di bawah rata-rata nasional. Namun sejumlah kelurahan tetap harus diintervensi karena angka stunting berada di atas rata-rata Kota Cirebon.

“Angka stunting untuk Kota Cirebon berdasarkan perhitungan Agustus 2020 ada di 13,6 persen dari jumlah balita di Kota Cirebon,” ungkap Agus.

Sedangkan untuk angka stunting secara nasional yang disebutkan oleh Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin, berdasarkan pencatatan 2019 mencapai 27,76 persen.

Sejumlah kelurahan tercatat memiliki angka balita stunting di bawah satu digit. Yaitu Kelurahan Drajat, Harjamukti, Pekirinan, Sunyaragi, Kesenden dan Kesambi. “Tapi ada juga kelurahan yang angka balita stunting di atas rata-rata Kota Cirebon,” ungkap Agus. Diantaranya tersebar di Kelurahan Karyamulya, Sukapura, Kebon Baru, Panjunan, Kasepuhan, Kejaksan, Pegambiran, Argasunya, Lemahwungkuk, Pekalipan, dan Kecapi.

Untuk kelurahan yang angka balita stuntingnya masih di atas rata-rata akan dilakukan intervensi. Sehingga dapat menurunkan angka balita yang menderita stunting. (CB-003)