Senin, 11 Juni 2018

Senin, Juni 11, 2018
Calon Wakil Wali Kota Cirebon nomor urut 2, Hj. Eti Hewatai ketika diwawancarai wartawan


CIREBON—Ramadhan 2018 merupakan Ramadhan yang penuh tantangan bagi Dra. Hj. Eti Herawati karena selain harus menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah yakni puasa, dirinya harus mengikuti rangkaian sosialisasi dan kampanye setelah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon sebagai calon Wakil Wali Kota Cirebon periode 2018-2023 mendampingi Drs. Nashrudin Azis SH.

Eti, yang merupakan ibu dari 3 orang anak ini mengaku memiliki cara tersendiri menghadapi tantangan di Ramadhan tahun ini terlebih dalam masalah membagi waktu agar puasa lancar, kegiatan sosialisasi dan kampanye lancar berjalan dengan baik dan tentunya hak keluarga tidak terbengkalai.
“Anak pertama dan kedua sudah besar, tinggal yang ketiga masih kecil dan kerap meminta perhatian lebih,” katanya di sela-sela acara buka puasa bersama puluhan wartawan, Minggu 10 Juni 2018.
Masa sosialisasi dan kampanye telah dilakukan Hj. Eti sejak 3 bulan terakhir dan hingga awal Juni 2018 ini dari sekitar 247 Rukun Warga (RW) yang ada di Kota Cirebon hampir 90% telah dikunjunginya melalui kegiatan Sapa Warga atau menyapa warga langsung dari rumah ke rumah.
“Setelah lelah Sapa Warga, sampai rumah Si Bungsu minta jalan-jalan, ya mau nggak mau harus dituruti karena itu haknya,” tutur.
Eti mengaku rangkaian kegiatan sosialisasi dan kampanye Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon ini sangat memeras tenaga, emosi dan dirinya bersyukur pada masa kampanye ini bertepatan dengan momentum Ramadhan yang mana kegiatan Sapa Warga dilaksanakan mulai sore hari.
“Sebelum Ramadhan kegiatan Sapa Warga dilaksanakan mulai siang hari, bisa dibayangkan pada saat Cirebon sedang panas-panasnya,” katanya.
Adapun rahasia Eti yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon dalam menjaga stamina selama melaksanakan rangkaian kegiatan sosialisasi dan kampanye adalah dengan terus berpikir positif karena hanya dengan itu kondisi tubuh akan tetap sehat. Dan untuk menghilangkan cape setelah kegiatan biasanya akan hilang setelah dipijat.
“Kalau pikiran stres, nantinya mudah emosi, efek ke badan bisa cepat drop (sakit), jadi jika muncul suatu masalah dibawa santai saja,” paparnya.
Eti mencontohkan beberapa masalah yang sering dilaporkan oleh tim pemenangan mulai dari banyaknya spanduk, atau baligho yang dirusak oknum tidak bertanggungjawab ataupun kampanye hitam lewat sosial media atau pesan singkat handphone.
“Begitu dapat laporan banyak spanduk yang dirusak, saya nggak ambil pusing, lalu menyuruh tim agar memasangnya kembali,” tegasnya.
Tantangan lain yang kerap ditemui Eti di lapangan adalah soal peta dukungan di kalangan RW yang kadang menghalanginya untuk melaksanakan kegiatan Sapa Warga. Semua itu dihadapi Eti dengan santai karena kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan legal dan siapapun yang menghalangi bisa diproses hukum.
“Saya tidak pernah memilah-milah RW mana yang harus didatangi, karena niat saya silaturahim dan mengajak mereka datang ke TPS,” jelasnya.
Terkait hasil Pilwalkot Cirebon yang digelar Rabu 27 Juni 2018, Eti mengaku menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT, karena segala proses telah dilaluinya tanpa mencedrai aturan atau norma yang ada.
“Berbekal pengalaman saat maju di Pemilihan Legislatif (Pileg), jadi untuk saat ini lebih santai dan tenang,” tutupnya. (CB-001).