Kamis, 02 November 2023

Kamis, November 02, 2023
Kondisi bangunan SDN 3 Pekantingan, Kabupaten Cirebon yang rusak.

KLANGENAN (CIREBON BRIBIN) - Kondisi SDN 3 Pekantingan di Desa Pekantingan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon sangat memprihatinkan.

Bangunan kelas di sekolah tersebut hanya tersisa 3 ruangan yang bisa digunakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Akibatnya, ruangan kelas harus dipakai secara bersamaan.

Operator Sekolah, Fasih Asrory, mengatakan, saat ini SDN 3 Pekantingan hanya memiliki tiga ruangan yang masih bisa digunakan untuk KBM.

Dari tiga ruangan tersebut, digunakan secara bersamaan, untuk pembeda kelas papan tulis dipasang berlawanan arah.

"Pembeda kelas, papan tulis dipasang berlawanan arah dan ada 1 kelas yang disekat menggunakan rak buku," katanya.

Fasih menambahkan di sekolah ini terdapat 5 kelas, dari kelas 2 sampai kelas 6.

"Tahun ini tidak membuka penerimaan murid baru karena bangunan sekolah tidak memadai," tambahnya.

Tahun kemarin, penerimaan murid baru tahun 2022 masih dibuka dan mendapat bantuan dari Pemerintah Desa, agar masyarakat sekitar mendaftarkan anaknya sekolah disini.

"Bantuan dari Desa berupa seragam sekolah gratis, ada 14 siswa yang mendaftar. Selain itu, Desa juga membangunkan lapangan olahraga di halaman sekolah," tambahnya.

Fasih mengungkapkan, selain bangunan kelas rusak, di sekolah ini juga minim kamar mandi, hanya ada satu kamar mandi di dalam bangunan yang rusak, bekas rumah dinas sekolah.

"Itu kamar mandi satu-satunya di sekolah ini, digunakan bersama, jadi guru dan murid kamar mandinya disitu semua," ungkapnya.

Fasih menjelaskan bangunan sekolah rusak sudah lama, perbaikan yang pernah dilakukan pada tahun 2016 hanya sebatas pengecatan ulang.

Menurutnya, mungkin di kepengurusan sebelumnya tidak ada pengajuan untuk perbaikan sekolah, sehingga tidak ada bantuan dari Dinas terkait.

"Kalau untuk bantuan dari Dana Bos masih aman, hanya minim saja karena jumlah siswa kita pun sedikit, jadi kita harus menghemat anggaran," jelasnya.

Karena melihat bangunan fisik sekolah yang usang dan rusak. Masyarakat sekitar pun akhirnya lebih memilih sekolah lain untuk pendidikan anaknya.

Apalagi, sekolahan ini juga letaknya di ujung Desa, atau di ujung pemukiman warga, sehingga masyarakat jarang ada mengetahui kalau ada sekolah.

"Kalau bukan warga setempat jarang ada yang tau, paling nyangkanya area pesawahan," pungkasnya. (CB-004)