Minggu, 10 September 2017

Minggu, September 10, 2017

Menyikapi lesunya industri genteng Jatiwangi, bakal calon Gubernur Jabar M.Ridwan Kamil, dalam kunjungannya ke Majalengka pada Sabtu (9/9) memberikan usulan kepada pengusaha dan pengrajin genteng melakukan diversifikasi produk.

Emil yang besar dari dunia industri kreatif menjelaskan, maksud dari diversifikasi produk ini adalah untuk mencegah agar pengusaha tidak merugi saat genteng tengah anjlok seperti saat ini.

"Jadi tetap produksi gentengnya ada, dan produk non genteng nantinya untuk mengimbangi saat permintaan genteng anjok,"tuturnya.

Menurut Emil, jika pelaku usaha genteng mau berinovasi seperti misalnya memproduksi terakota, maka dia dengan senang hati akan membantu mengirimkan tim untuk merebut kembali masa kejayaan genteng Jatiwangi seperti pada era 90-an hingga tahun 2000. 

"Saya akan bawa tim untuk mengajari para pengrajin genteng untuk memproduksi terakota ke sini. Ide, gagasan yang inovatif diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi para pengrajin," kata Emil.

Sementara itu, Ajie, pemilik pabrik genteng (jebor) Sinar Jaya di Jatiwangi, mengatakan memang saat ini kondisi industri genteng Jatiwangi tengah terpuruk. Padahal pada tahun 1992, jumlah pabrik genteng mencapai 630 jebor. Akibat pasar yang lesu, sebagian besar dari mereka akhirnya gulung tikar. Dan saat ini pabrik genteng di Jatiwangi tersisa hanya tinggal 150 jebor saja.

Keterpurukan industri genteng saat ini menurutnya dipengaruhi oleh suplay and demand yang tidak seimbang. Selain dari munculnya produk-produk yang menggantikan genteng.

Menurut dia, pengrajin juga sangat butuh keberpihakan dari pemerintah. Misalnya, industri properti dapat menggunakan genteng, bukan dicor, atau asbes. 

"Kebijakan pemerintah saat ini menjadi salah satu faktor yang membuat industri genteng turun. Pembangunan rusun tidak lagi pakai genteng, tapi dicor," ungkapnya.(CB-003)