Kamis, Maret 14, 2019
Meja kursi dari drum bekas buatan Mang Enon


DUKUPUNTANG (Cirebon Bribin) - Suhanan atau yang lebih akrab disapa Mang Enon kini semakin fokus menjalani usaha sampingannya yaitu membuat berbagai produk bernilai tinggi dengan memanfaatkan drum bekas minyak dan oli.
Di kediamannya di Desa Cangkoak Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon, Ia mulai merintis usaha kecil-kecilan tersebut. Sudah 3 tahun berjalan, Mang Enon kini memiliki bengkel las sendiri dan mempekerjakan 4 orang karyawan yang bertugas untuk memotong dan merakit drum bekas menjadi produk bermanfaat dan bernilai jual tinggi.
Pada awalnya, Mang Enon membuat kursi dari drum bekas hanya untuk dirinya sendiri setelah ia lihat di Google tentang barang tersebut, kemudian Ia berinisiatif membuatnya dengan memanfaatkan drum bekas minyak yang ada di kantor tempatnya bekerja.
“Awalnya ada drum bekas di kantor, saya beli lalu dibawa ke tukang las dekat rumah untuk dijadikan kursi,” katanya ketika ditemui cirebonbribin.com belum lama ini.
Setelah kursi dari drum bekas selesai dikerjakan tungkang las, Mang Enon iseng mengirim fotonya ke salah satu group whatsapp, kemudian ada salah satu anggota group yang tertarik dan ingin membeli kursi tersebut. “Dari sanalah mulai terpikirkan membuka usaha kerajinan kursi dari drum bekas,” tuturnya.

Drum bekas bahan baku di rumah produksi Mang Enon

Hingga kini telah banyak pesanan kursi dari drum bekas untuk perabotan rumah atau kafe yang telah dikerjakan Mang Enon dan untuk memuaskan pelanggan berbagai inovasi terus dilakukan untuk mempercantik produk yang dibuatnya.
“Jika pensanan membludak, bisa memberdayakan anak-anak muda yang ada di sekitar rumah untuk ikut bekerja,” ujarnya.
Tak hanya kursi, drum bekas yang disulap Mang Enon kini jadi berbagai macam barang seperti tempat sampah unik, kursi taman, meja tamu dan lain-lain.
“Harga produk dari drum bekas bervariasi tergantu kualitas bahan dan kerumitan modelnya, dan harga mulai dari Rp1 juta hingga Rp4 juta,” tambahnya.
Menurut Mang Enon kendala yang kerap dialami dalam menjalankan bisnisnya ini yaitu masalah bahan baku yang berkualitas yakni drum bekas yang baru sekali pakai dan itu cukup sulit dicari di wilayah Cirebon.
“Drum bekas di Cirebon kebanyakan sudah berkarat dan kurang bagus dibentuk, maka terpaksa harus mendatangkan dari daerah lain,” katanya. (Muhandis Muh. Qusairy/CB-001).

0 comments:

Posting Komentar