Rabu, November 03, 2021

KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) – Warga Kota Cirebon patut berbangga, pasalnya Kota Cirebon menjadi daerah pertama di Jawa Barat (Jabar) yang menerapkan Cirebon Security Incident Response Team (CSIRT). Keamanan informasi siber menjadi unsur utama dan pondasi dalam menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati saat menghadiri peluncuran CSIRT di lobby Gedung Setda Kota Cirebon, Rabu (3/10).

Eti juga sangat mengapresiasi karena Kota Cirebon dijadikan pilot project penerapan CSIRT.

“Terima kasih karena Kota Cirebon menjadi pilot project penerapan CSIRT," ungkapnya. 

Dijelaskan Eti, saat ini keamanan informasi menjadi perhatian dan sangat dibutuhkan. Bahkan keamanan informasi siber menjadi pondasi untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.

Tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menurut Eti berbanding lurus dengan resiko dan ancaman keamanannya. 

“Bahaya insiden siber selalu mengancam. Jangan sampai informasi berharga sampai disalahgunakan,” tandas Eti.

Dalam rangka merespon berbagai permasalahan keamanan di bidang teknologi informasi dibentuknya CSIRT. Tim yang diberi nama Cirebonkota-CSIRT ini akan memberikan pelayanan untuk menjaga keamanan serta keberlangsungan sistem keamanan publik. 

Cirebonkota-CSIRT juga bertanggungjawab untuk menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.

“Siber security ini merupakan sebuah proses, bukan tujuan,” tutur Eti.

Untuk itu siber security harus dilakukan secara terus menerus dan dijalankan oleh satu manajemen tim yang khusus dalam menangani security incident.

Pada kesempatan itu Eti juga berharap tim Cirebonkota-CSIRT dapat melakukan layanan reaktif dan proaktif. Seperti peringatan dini, respon dan recovery.

“Serta menjaga kerentanan dari sebuah sistem,” tutur Eti.

Cirebonkota-CSIRT juga harus mengambil peran sebagai pelaksana keamanan siber untuk pembangunan kekuatan siber di Kota Cirebon.

Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa, menjelaskan serangan siber juga terjadi pada sistem digital milik Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon. Hingga 26 Oktober 2021 terdapat 3.817 serangan malware, 180.321 serangan denial of service, 1.271 serangan trojan dan 2 kali serangan web defacement.

“Semua telah ditangani oleh Cirebonkota-CSIRT,” tutur Ma’ruf.

Dibentuknya Cirebonkota-CSIRT ini membuktikan Kota Cirebon siap menghadapi serangan siber. 

“Serta melindungi keamanan informasi pemerintahan dengan baik,” tutur Ma’ruf.

Dijelaskan Ma’ruf, layanan utama CSIRT merupakan layanan reaktif yang terdiri dari peringatan keamanan siber dan penanganan insiden siber. 

Ada pula layanan tambahan meliputi penanganan kerawanan sistem elektronik dan pemulihan insiden. 

“Dalam menjalankan perannya, Cirebonkota-CSIRT juga berkolaborasi dengan Cirebon Siaga 112,” tutur Ma’ruf.

Khususnya dalam menerima laporan insiden yang terjadi pada sistem elektronik yang terdapat pada Pemda Kota Cirebon. 

Selain itu ada pula layanan proaktif lainnya berupa pemberitahuan hasil pengamatan terkait ancaman yang dapat muncul akibat perkembangan teknologi, politik, ekonomi dan pendeteksi serangan. “Serta layanan peningkatan kesiapsiagaan penanganan siber yang meliputi analisis resiko dan pembangunan kesadaran dan kepedulian terhadap keamanan siber,” jelas Ma’ruf.

Sementara itu Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan Daerah, Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI), Hasto Prastowo, menjelaskan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat juga menciptakan ketergantungan.

“Ancaman infrastruktur siber juga semakin gencar sehingga perlu menjadi perhatian bersama,” tuturnya. 

Saat ini, lanjut Hasto, negara hadir untuk menghadapi ancaman keamanan siber dan BSSN juga telah membentuk ekosistem keamanan dengan membantu sistem riset di seluruh pemerintah kota, pemerintahan di daerah dan sektor masyarakat. 

“Kita berupaya untuk menyatukan langkah saat terjadi serangan siber yang masif. Kita akan menyelesaikan bersama-sama,” tutur Hasto. (CB-003)

0 comments:

Posting Komentar