Senin, 25 Oktober 2021

Senin, Oktober 25, 2021

PLERED (CIREBON BRIBIN) - Tim Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat UNPAD dengan skema Academic Leadership Grant (ALG) yang diketuai oleh Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H., bersama tiga orang anggotanya yakni Dr. Enni Soerjati, Dr. Muhamad Amirulloh, dan Dr. Ema Rahmawati di bantu mahasiswa S1 dan S3 FH Unpad, yaitu William Prasetyo dan Nelly Novianti, memberikan sosialisasi kepada perajin batik di Trusmi untuk menggunakan QR Code menjadi motif batik kontemporer sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan hak cipta pada motif batik kontemporer.

Quick Response Code (QR Code) sebagai salah satu bentuk budaya era digital, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan motif batik kontemporer oleh perajin di Trusmi Cirebon. QR Code yang dihasilkan oleh aplikasi QR Generator dan berbentuk unik untuk setiap konten yang direpresentasikannya, yang kemudian dibaca dengan cara discan dengan aplikasi QR scanner/reader, sangat berpotensi untuk terus dikembangkan dan digunakan sebagai motif batik kontemporer. QR Code yang dihasilkan dapat berisi berbagai konten, mulai dari berupa teks misalnya nama toko, nama motif, nama perajin, alamat, gambar, kartu nama, sampai konten berupa video.

"QR Code tersebut juga dapat digunakan sebagai media promosi untuk menarik minat konsumen dan meningkatkan penjualan," kata ketua TIM ALG, Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H., saat ditemui usai sosialisasi di GOR Desa Trusmi Kulon, Senin (25/10).

Hal inilah yang kemudian dicoba dilakukan oleh pengrajin batik kontemporer Trusmi Cirebon. Selain menciptakan motif batik kontemporer, upaya tersebut juga untuk mendekatkan generasi muda yang sudah terbiasa dengan teknologi digital dengan batik sebagai budayanya.

Dia menjelaskan, Tim ALG juga akan mendampingi dan membiayai pencatatan hak cipta dari motif batik QR Code yang dihasilkan perajin batik Trusmi kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI.

"Karena para perajin juga tidak disentuh oleh Dinas Pariwisata Kabupaten, Provinsi, oleh negara. Jadi mereka harus mengupayakan sendiri," jelasnya.

Dia menambahkan, dengan upaya ini, tim penelitian dan pengabdian pada masyarakat tersebut berharap semakin dimanfaatkannya teknologi dalam kegiatan produksi batik trusmi, khususnya penggunaan QR Code sebagai motif batik kontemporer Trusmi Cirebon, serta semakin tertariknya generasi muda di era digital untuk menggunakan batik kontenporer QR Code.

"Sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian perajin batik Trusmi Cirebon," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Kabupaten Cirebon, Rukadi mengatakan, pihaknya sangat senang dengan adanya kegiatan ini.

"Ini dapat bermanfaat bagi para perajin," katanya.

Apalagi, dengan dikenalkannya para perajin terhadap pentingnya hak cipta. Artinya motif yang diciptakan oleh para perajin disini nantinya dapat terlindungi.

"Karena pernah enam tahun lalu, motif yang mendesain saya namun didata, di hak ciptakan oleh salah satu pengusaha," pungkasnya. (CB-003)