Jumat, 24 September 2021

Jumat, September 24, 2021
Pengerukan lumpur dan sampah di muara sungai Kedung Pane, Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon


KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Sedimentasi dan sampah di Sungai Kedung Pane (Tangkil) yang membelah Kota dan Kabupaten Cirebon dikeruk menggunakan alat berat. Pengerukan dilakukan untuk memudahkan aktivitas nelayan Kesenden. Terlebih sedimentasi mencapai 1,5 meter, bahkan tumpukan sampah sudah menutup bibir pantai Kesenden sepanjang sekitar 1 kilometer.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Lurah Kesenden, Rullyanto saat memantau langsung proses pengerukan sedimentasi, Kamis (23/9).

“Keluhan dari nelayan langsung direspon Pemda Kota Cirebon dengan meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk mengeruk sungai dengan alat berat,” ungkapnya.

Bedasarkan laporan warga, kata Rully, sampah berasal dari hulu yang terbawa saat debit air tinggi. 

“Warga mengaku tidak ada yang buang sampah sungai atau di pantai,” tuturnya.

Akibat sedimentasi dan sampah, pendapatan nelayan menurun drastis. Penyebabnya lalu lintas nelayan terganggu, sehingga tangkapan ikan berkurang. Ditambah lagi air laut tercemar sampah. 

“Oleh sebab itu nelayan langsung melaporkan kepada kami,” kata Rully.

Di Kelurahan Kesenden terdapat 170 nelayan yang bergantung hidupnya dari melaut. Hasil tangkapan ikan dijual langsung ke masyarakat atau di pelelangan ikan wilayah setempat.

Sementara itu, Sekretaris Rukun Nelayan Samadikun Kota Cirebon, Sofyan mengapresiasi langkah Pemda Kota Cirebon yang langsung merespon keluhan nelayan.

“Semoga upaya yang dilakukan pemda yang terbaik untuk para nelayan,” ujarnya.

Ia berharap pengerukan bisa dilakukan secara rutin sebelum musim hujan.

"Sehingga saat musim melaut nanti lalu lintas perahu nelayan tidak terganggu," harapnya. (CB-003)