Selasa, Juli 06, 2021
Petugas tengah menjelaskan tentang aturan kepada salah satu pelanggar aturan PPKM darurat.

KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Berapa banyak tempat perawatan yang dibutuhkan maupun tempat-tempat isolasi, berapa ratus tenaga kesehatan kita yang telah gugur menjadi Syuhada dalam menghadapi Covid-19, berapa puluh dokter-dokter yang gugur dalam masa pandemi Covid-19 ini. Persoalan yang dihadapi oleh negara kita saat ini adalah Covid-19 terus meningkat. Yang pemerintah lakukan adalah agar masyarakat kota Cirebon tidak lebih banyak lagi yang mengantri mencari tempat tempat perawatan atau tempat-tempat isolasi.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis saat dimintai komentarnya tentang perselisihan yang kerap terjadi antara petugas dan masyarakat dalam penindakan pelanggaran aturan PPKM, Selasa (6/7).

"Pemerintah meminta kepada seluruh masyarakat kota Cirebon untuk merenungkan itu," ungkapnya.

Hari ini orang lain mungkin esok lusa akan dialami oleh keluarga kita.

Dan Pemerintah Deerah Kota Cirebon saat ini sedang berupaya mencegah agar tidak lebih banyak lagi warganya dikirim ke rumah sakit bahkan mengantri di luar untuk menerima perawatan.

"Inilah kalau masyarakat kota Cirebon ini kemudian sadar akan kondisi semacam ini tidak akan mungkin terjadi perselisihan di lapangan," katanya.

Azis menjelaskan, kita tidak boleh kemudian dengan berbagai alasan belum tahu atau belum disosialisasikan.

"Mohon ini namanya saja darurat. Yang namanya darurat itu semua harus kemudian didahulukan, semua kemudian harus diprioritaskan tanpa ada syarat-syarat tertentu," jelasnya.

Sekali lagi Azis menegaskan bahwa kalau masyarakat kota Cirebon ini sadar bahaya Covid-19 mengancam, tentunya tidak akan terjadi perselisihan.

"Coba bayangkan pada saat kita melakukan tindakan awalnya kita memberikan penjelasan kemudian terjadi dialog kemudian terjadi adu mulut itu dianggap arogan sementara petugas kami mendatangi dengan cara baik baik yang keluar adalah anjing di gonggongkan," tegasnya.

"Betapa saya selaku pimpinan daerah merasa tersakiti," tambahnya.

Saat ini, lanjut Azis, yang terpenting bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang arogan siapa yang tidak.

Hak tersebut tidak mungkin itu terjadi kalau semua menyadari bahwa ini sedang PPKM darurat, dimana keselamatan warga itu harus mendapatkan prioritas utama.

"Saya kira itu, mohon maaf kalau kemudian masyarakat kota Cirebon merasa kecewa merasa tersakiti. Tapi Pemerintah Daerah Kota Cirebon bersama tni-polri berkeyakinan 20 hari ini kita menelan pil pahit untuk kemudian kita bisa sembuh dan kembali menjalankan roda perekonomian. Tapi kalau PPKM darurat ini tidak sukses, berarti akan bertambah panjang. Ini yang harus kita sadari, 14 hari ke depan ibarat pil pahit untuk membuat badan kita menjadi sehat kalau kita bisa sehat berarti kita bisa lagi melakukan usaha yang menjalankan segala perekonomian yang ada," pungkasnya. (CB-003)

0 comments:

Posting Komentar