Kamis, 22 April 2021

Kamis, April 22, 2021
Bagian depan Masjid Agung Sang Cipta Rasa

LEMAHWUNGKUK (CIREBON BRIBIN) - Sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di masa lalu, Cirebon memiliki banyak Masjid tua. Salah satunya adalah Masjid Sang Cipta Rasa yang dibangun sekitar tahun 1480.

Selain usianya yang sudah sangat lama, Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang dibangun atas perintah Sunan Gunung Jati ini ternyata memiliki banyak keunikan tersendiri.

Perpaduan Arsitektur Islam dan Hindu

Arsitektur bangunan Masjid Sang Cipta Rasa adalah salah satu keunikan yang cukup menonjol. Gaya Islam dan Hindu, berpadu apik menjadikan Masjid ini terlihat berbeda dari yang lain. Konon, adanya dua gaya arsitektur ini dipengaruhi karena ada dua arsitek yang membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yaitu Sunan Kalijaga (Islam) dan Raden Sepat (Hindu).

Bagian dalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Tidak Menggunakan Nama Arab

Alih-alih menggunakan nama Arab seperti Masjid kebanyakan. Justru nama yang digunakan untuk masjid yang dibangun di jaman Sunan Gunung Jati ini mengambil nama dari kata Sang, Cipta dan Rasa.

Menggunakan Kayu Bekas Untuk Tiang

Keunikan lain pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah terdapat salah satu tiang (saka) yang menggunakan kayu bekas (tatal). Konon, penggunaan kayu bekas tersebut merupakan inisiatif dari Sunan Kalijaga, saat mengetahui salah satu kayu untuk tiang Masjid telah diberikan oleh Sunan Gunung Jati untuk membangun Klenteng di Jamblang.

Tradisi Adzan Pitu

Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki salah satu tradisi yang masih terus dijaga hingga saat ini, yakni Adzan Pitu. Adzan Pitu ada mengumandangkan Adzan yang dilakukan oleh tujuh (pitu) orang Muadzin menjelang waktu Salat Jum'at. Tradisi ini bermula saat dulu terjadi serangan wabah yang melanda di sekitar Keraton. Sunan Gunung Jati kemudian memerintahkan tujuh orang untuk mengumandangkan Adzan, dan keajaiban pun terjadi. Wabah hilang seketika dan sejak saat itulah tradisi ini dimulai.

Menyimpan banyak keunikan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa tidak hanya menjadi tempat peribadatan bagi umat Muslim. Namun juga merupakan salah satu destinasi wisata religi, sejarah dan budaya andalan Kota Cirebon yang cukup banyak menarik perhatian masyarakat dari berbagai daerah untuk datang. (CB-003)