Minggu, Agustus 30, 2020

Masa aksi berkumpul di alun-alun Keraton Kasepuhan, Minggu (30/8).

LEMAHWUNGKUK (CIREBON BRIBIN) - Ratusan masa gabungan santri dari berbagai pesantren yang menamakan diri Forum Silaturahmi Dzuriah Kanjeng Sunan Gunung Jati menggelar aksi pelurusan sejarah dengan menolak Jumenengan atau penobatan Sultan Sepuh XV,  PRA. Luqman Zulkaedin yang akan dilakukan hari ini, Minggu (30/8).

Dalam aksinya, masa yang berjumlah ratusan orang tersebut akan melakukan doa, shalawat, mengaji, tahlilan.

Juru Bicara Forum Silaturahmi Dzuriah Kanjeng Sunan Gunu ng Jati, Ide Bagus Arief Setiawan, mengatakan bahwa Jumenengan Sultan Sepuh XV dinilai oleh para Kyai, menyalahi sejarah. 

"Ini aksi kebudayaan untuk meluruskan sejarah," katanya, Minggu (30/8).

Dia menjelaskan kondisi di Keraton Kasepuhan, ada kesalahan sejarah karena 9 Sultan terakhir bukan merupakan trah atau keturunan asli Sunan Gunung Jati Cirebon. 

"Sultan yang masih merupakan trah asli Sunan Gunung Jati hanya sampai di Sultan Sepuh V Sultan Matangaji," jelasnya.

Adapun Sultan-sultan setelahnya, menurut pria yang akrab di sapa Ibas merupakan hasil polisitisasi dan campur tangan Belanda yang saat itu berkuasa.

Saat ditanya apa yang akan dilakukan bila penobatan Sultan Sepuh XV tetap dilakukan, Ibas mengatakan akan menunggu arahan dari para Kyai.

"Intinya kami menolak dengan berdoa, sambil menunggu arahan para Kyai," tutupnya.(CB-003)

0 comments:

Posting Komentar