Selasa, 07 Juli 2020

Selasa, Juli 07, 2020

Salah seorang pelanggan tengah memilih produk di showroom sandal Djamal yang kini bernama Yusuf Djamal di Jalan Pandesan Kota Cirebon, Selasa (7/7).

KESAMBI (CIREBON BRIBIN) - Meski merk atau namanya telah mengalami perubahan dari Djamal menjadi Yusuf Djamal, sandal kulit Cirebon yang telah ada sejak sebelum Indonesia merdeka ini punya ciri khas yang tetap dipertahankan.

Sejak jaman kolonial hingga era Milenial sekarang ini, cara membuatnya yang tetap menggunakan tangan (handmade).

"Untuk menjaga kualitas, cara pembuatan menggunakan tangan dipercaya menjadikan sandal ini lebih kuat," kata Siti Sofiyah (61), generasi ketiga sandal Djamal.

Menurut para pelanggannya, hasil produksi sandal sejenis yang menggunakan mesin dirasa kurang kuat.

"Alhamdulillah banyak pelanggan yang setia karena kualitas sandal kulit ini tetap dijaga hingga sekarang," katanya.

Sandal ini juga memiliki ciri khas lain berupa cap bergambar bunga tanjung dan tulisan Yusuf Djamal Pandesan Tjirebon.

Untuk model atau tipenya, sandal Yusuf Djamal memiliki pilihan terompah, bestong, selop dan sandal perempuan, dengan harga mulai dari Rp 200 ribu.

"Yang paling diminati model terompah, karena sederhana dan harganya paling murah," katanya Sofiyah lagi.

Namun, lanjutnya, ada kendala yang kini tengah dihadapi bisnis keluarganya tersebut. Yakni, semakin sulitnya mencari pengerajin yang memiliki kemampuan untuk memproduksi sandal.

"Belum lagi seiring perkembangan jaman, sandal kini telah menjadi bagian dari fashion yang model atau bentuknya semakin beragam," tuturnya.

Meskipun demikian, dia tetap tidak menyerah untuk menjalankan bisnis ini sesuai dengan amanat ayahnya.

"Saya mencoba terus menjalankan bisnis, dibantu anak sekarang sandal Yusuf Djamal bisa dibeli juga secara online di marketplace," tutupnya.(CB-003)