Jumat, Juli 10, 2020

Ketua DPRD Kota Cirebon, Affiati membacakan klarifikasi terkait video ikrar di Ruang Griya Sawala, DRPD Kota Cirebon, Jumat (10/7).

KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Ketua DPRD Kota Cirebon, Affiati memberikan klarifikasi terkait viralnya video tentang pembacaan ikrar bersama antara pimpinan dan anggota DPRD dengan masyarakat Forum Cirebon Bersatu pada Senin, 6 Juli 2020.

Dalam video berdurasi dua menit tiga detik tersebut, terlihat kedua DPRD Kota Cirebon memimpin ikrar bersama yang kemudian di ikuti oleh audiens yang berada didalam ruang Griya Sawala DPRD Kota Cirebon.

Pembacaan ikrar semula berjalan lancar, sampai dengan pada pembacaan poin ketiga, tiba-tiba Ketua DPRD menghentikan suaranya tepat pada kalimat Khilafah. Audiens pun terlihat berkomentar dan meminta untuk dibatalakan lalu dibacakan ulang.

Affiati menjelaskan, kejadian dalam video tersebut bermula pada saat DPRD menerima perwakilan Forum Cirebon Bersatu yang dipimpin langsung oleh ketua DPRD.

Dialog berlangsung terkait penolakan haluan ideologi pancasila yang selanjutnya aspriasi itu ditanggapi oleh DPRD sehingga pimpinan Dprd memberikan kesempatan kepada wakil ketua DPRD Ibu Fitria Pamungkaswati dari Fraksi PDIP yang menawarkan agar semua hadir berikrar dengan naskah yang sudah disiapkan.

"Namun auediens meminta membacakan terlebih dahulu sebelum mengambil sikap dan menyetujui ikrar tersebut," jelasnya dalam konferensi pers hari ini, Jumat (10/7).

Affiati mengungkapkan, sebelum draft naskah tersebut diberikan kepadanya, terlebih dahulu dibacakan oleh Fitria Pamungkaswati.

Satu persatu poin dalam naskah dibacakan dengan iringan suara Takbir dan tepuk tangan.

Pada saat pembacaan poin ketiga, yang berbunyi "Demi Allah kami bersumpah akan menjaga negara kesatuan Republik Indonesia dari pengaruh paham komunisme, liberalisme, leninisme, sekularisme dan khilafah." langsung disambut dengan Takbir dan tepuk tangan audiens.

"Disambut Takbir dan tepuk tangan oleh audiens sehingga kata khilafah tidak terdengar oleh audiens," ungkapnya.

Kemudian, lanjutnya, pada saat dirinya yang memimpin membacakan ikrar tersebut sebagaimana permintaan audiens, begitu jatuh pada point ketiga dalam naskah hanya terdapat kata komunisme dan khilafah dan dibawahnya terdapat tambahan berupa tulisan tangan yakni liberalisme, leninlsme dan sekularisme.

Inilah yang membuat Affiati bingung dalam menyusun urutan bacaannya.

"Karena jujur bahwa ide dan konsep ikrar bersama ini datangnya mendadak dari Ibu Fitria disampaikan kepada saya saat itu. Jadi beliaulah yang paling mengerti susunan kalimat pada point ketiga ini," tambahnya.

Terhadap kejadian tersebut, Affiati mengatakan atas nama pimpinan dan lembaga DPRD menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan pada saat penerimaan asplrasi Forum Cirebon Bersatu.

"Kami memastikan bahwa kami tetap setia kepada Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa Indonesia serta menolak paham komunisme dan khilafah, liberalisme, leninisme dan sekularisme," tutupnya.(CB-003)


Adapun naskah yang diberikan tersebut berisi sebagai berikut,

Bismillahhirrahmanirrahim,

1) Demi Allah kami bersumpah akan setia kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 

2) Demi Allah kami bersumpah akan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa di negara kesatuan republik Indonesia demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. 

3) Demi Allah kami bersumpah akan menjaga negara kesatuan Republik Indonesia dari pengaruh paham komunisme, liberalisme, leninisme, sekularisme dan khilafah.

0 comments:

Posting Komentar