Sabtu, 25 Januari 2020

Sabtu, Januari 25, 2020

Buya Husein, pendiri dan ketua yayasan Fahmina menyampaikan materi tentang gender kepada peserta Peace Train, Sabtu (25/1).

KESAMBI (CIREBON BRIBIN) - Peace Train, salah satu kegiatan yang bertajuk toleransi dan perdamaian terus dijalankan di berbagai kota di Indonesia. Kali ini Cirebon menjadi tujuannya. Kota Udang ini menjadi kota yang kesepuluh sebagai tempat berlangsungnya kegiatan.


Tempat pertama yang dikunjungi yaitu Yayasan Fahmina. Husein Muhammad atau yang lebih akrab disapa Buya Husein selaku pendiri dan ketua yayasan turut menyampaikan materi kepada peserta, temanya seputar gender. Isu yang sudah lama ia geluti. 

 
Buya menjelaskan tentang bagaimana agama sebetulnya tidak membenarkan segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan berbasis gender. "Agama sangat memuliakan manusia. Hanya saja terkadang penafsirannya membuat wajah agama malah sebaliknya," tutur Buya Husein, Sabtu (25/1).


Sementara itu, Ahmad Nurcholish, salah satu penggagas Peace Train menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk menciptakan jembatan  dan ruang perjumpaan lintas kepercayaan, suku, budaya dan segala bentuk perbedaan yang ada pada diri setiap peserta. 


Para peserta Pecae Train berfoto bersama Buya Husein (tengah, peci hitam, pendiri dan ketua yayasan Fahmina.

Peace Train menjadi media untuk berinteraksi dengan cara yang menyenangkan. Dengan jalan-jalan sebagaimana yang biasa disukai oleh kebanyakan anak muda. "Melalui acara ini,  diharapkan agar semua peserta bisa bersahabat dan bersama-sama merawat kebhinnekaan," katanya.


Salah seorang  peserta dari Indonesia Conference of Religion and Peace (ICRP),  Nia Syarifuddin,  menceritakan bagaimana bermanfaatnya acara ini. Karena Peace Train mampu menjumpakan para peserta yang sangat berbeda-beda. "Dari sini akan muncul figur-figur baru yang  senantiasa menjaga perdamaian dan keberagaman," tutupnya.(Rls/CB-003)