Kamis, 12 Desember 2019

Kamis, Desember 12, 2019

Konferensi Pers Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara

LEMAHWUNGKUK (CIREBON BRIBIN) - Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara yang merupakan kerja kolektif kolaborasi bersama 1865 pelajar Santa Maria dan Seniman Nusantara siap digelar.

Demikian diungkapkan Sang Sutradara Dedi Kampleng dalam konferensi pers hari ini di Santa Maria, Jalan Sisingamangaraja Kota Cirebon, Kamis, 12 Desember 2019.

"Akan digelar pada Sabtu, 14 Desember 2019 pukul 19.30 di Pelabuhan Muara Jati," ungkapnya.

Dedi menjelaskan, Konser ini digelar untuk mewartakan indahnya kebersamaan, kedamaian, dan keutuhan umat manusia, dengan menampilkan penampilan kolosal dan melibatkan kesenian.

"Kolaborasi kesenian tradisi maupun modern yang tengah berkembang di masyarakat," jelasnya.

Tergerak dari proses pendidikan di Yayasan Santo Dominikus Cabang Cirebon, pergelaran ini diharapkan dapat menjadi wahana ekspresi dan apresiasi kebudayaan, kebhinekaan dan kebangsaan.

Dengan sebuah totalitas penampilan, yang tergerak dalam Konser Kebhinekaan ini juga akan menampilkan konfigurasi musical.

"memadukan seluruh olah gerak dan bahasa, bunyi benda-benda, serta simbol-simbol sosial lainya," katanya lagi.

Sementara itu, penulis Naskah Suluh Nusantara Sr. Albertine, O.P. mengatakan, salah satu yang krusial dalam proses penciptaan pergelaran ini adalah menanamkan nilai-nilai kebhinekaan kepada 1865 pelajar Santa Maria dan seluruh kru yang terlibat dalam proses penggarapan Konser Kebhinekaan ini.

"Menggabungkan nilai-nilai akademis dalam memahami kebhinekaan yang semestinya dihikmati dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan beregara," katanya. 

Suguhan repertoar pergelaran sengaja mengambil tempat di Pelabuhan Muara Jati Cirebon yang ditandai dengan berdirinya menara pelabuhan pada tahun 1865, menjadi simbolisasi.

Sr. Albertine mengungkapkan, Pelabuhan Muara Jati merupakan pendaratan pertama berbagai peradaban, kebudayaan, yang merekah di masyarakat sejak tahun pertama pelabuhan ini berdiri, dengan omamen keagamaan, kesukuan dan lainnya yang membuka peradaban baru bagi masyarakat Cirebon.

"Ini menjadi simbol masyarakat yang tampil dengan keterbukaan," ungkapnya.

Pergelaran kolosan ini tidak hanya melibatkan 1865 pelajar Santa Maria dan Seniman Nusantara, namun menurut Sr.Albertine juga melibatkan seniman dari Kota Cirebon, dan Komunitas Seni di Kota Cirebon.

"Suguhan yang tidak hanya bertujuan menghasilkan citraan, tapi juga menginspirasi kehidupan berbangsa dan kemanusiaan dalam mengukuhkan warisan nilai-nilai leluhur sebagai sumber motivasi nilai njlai kebangsaan," pungkasnya.(CB-003)