Rabu, 07 November 2018

Rabu, November 07, 2018


Keluarga besar Kesultanan Kanoman, siang tadi menggelar tradisi rangkaian tradisi jelang pelaksaan Tradisi Panjang Jimat yakni, Tawurji dan Ngapem, Rabu (7/11).

Tawurji dan Ngapem adalah tradisi yang tidak dapat dipisahkan dalam acara ritual di Keraton Kanoman Cirebon. Kedua tradisi ini sudah ada sejak era wali songo dan keberlangsungan kedua tradisi ini tidak lepas dari pengaruh ajaran Islam dan misi Islamisasi pada saat itu.

Tradisi Tawurji dan Ngapem sendiri diperingati setiap hari rabu wekasan yang artinya hari rabu pamungkas (terahir hari Rabu dan spesial) di bulan safar karena mempunyai nilai kekeramatan dan kepercayaan akan turunnya ribuan musibah.

Keraton Kanoman Cirebon pada setiap rebo wekasan selalu mengadakan tradisi Tawurji dan Ngapem. Tawurji yakni shodaqoh uang koin yang dibagikan secara masal kepada margesari, (warga) dan biasanya diikuti oleh abdi dalem juga masyarakat lainya. Tawurji berasal dari suku kata
tawur (melempar uang koin/sejenisnya) dan aji (Tuan Haji/orang yang mampu).

Sementara tradisi Ngpem, adalah salah satu bentuk shodaqoh dalam bentuk yang lain yakni makanan yang terbuat dari bahan beras yang sudah dihaluskan yang disandingkan dengan gula merah.

"Tradisi Tawurji dan Ngapem ini pada intinya merupakan bentuk shodaqoh keluarga keraton dihari rabu terahir bulan safar sebagai upaya untuk menolak segala jenis mara bahaya/musibah," jelas Ratu Raja Arimbi Nurtina, ST., M. Hum selaku juru bicara Kesultanan Kanoman.


Kedua tradisi ini diawali dengan berkumpulnya para Pangeran dan abdi dalem di Pendopo Djinem sebari menunggu Sultan Raja Muhammad Emirudin (Sultan Kanoman XII) keluar dari kediamanya di Kaputren dengan membawa satu kotak uang koin yang sudah didoakan guna dibagikan kepada masyarakat dan abdi dalem yang bertempat di Pendopo Djinem, lalu dilanjutkan dengan memanjatkan doa di Bangsal Paseban untuk meminta pertolongan dan keselamatan dengan cara membagi-bagikan apem secara sukarela.

Sementara itu Pangeran Patih Raja Muhammad Qadiran menambahkan, dengan dilaksanakannya gelaran tradisi ini mudah-mudahan membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Cirebon. 

"Mudah-mudahan gelaran Tradisi ini bukan hanya sekedar melestarikan tradisi leluhur, tetapi juga kita semua dapat menggali makna dan mendapatkan keberkahan," pungkasnya.(CB-003)