Rabu, September 12, 2018
Sejumlah penghargaan diberikan Pemerintah Daerah Kota Cirebon kepada lembaga maupun perseorangan atas jasa dan pengabdian mereka memajukan dan mengamankan wilayah Kota Cirebon.

Pemberian penghargaan tersebut dilakukan saat pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Jadi Kota Cirebon yang ke 649 di alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon, Selasa, 11 September 2018. Penghargaan antara lain diberikan kepada, Polres Cirebon Kota dan Kodim 0614 Kota Cirebon sebagai koordinator pada pelaksaan Asian Games 2018 di Wilayah Kota Cirebon, Barongsai Singa Mas yang berhasil meraih juara 3 seni dan budaya tingkat internasional. dr. Siska Liliana M sebagai inspirator kesejahteraan sosial masyarakat, Kelurahan Pekiringan yang berhasil menjadi juara 1 lomba kelurahan tingkat Provinsi Jawa Barat bidang pemerintahan.

Penghargaan juga diberikan kepada Hj. Sumiyati Dzaka (alm) sebagai atlet nasional bidang olahraga, H. Barno sebagai inspirator kuliner Sega Lengko, Mang Darma (alm) sebaga inspirator kuliner empat gentong, Mang Dul (alm) sebagai inspirator kuliner Sega Jamblang, Cirebon Art sebagai pegiat seni kreatif dan Sinau Art sebagai pegiat seni dan budaya di Kota Cirebon.

Pj Wali Kota Cirebon, Dr. H. Dedi Taufik, M.Si, mengucapkan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa dan pengabdian penerima penghargaan. “Kiprah mereka telah memajukan Kota Cirebon di berbagai bidang,” ungkap Dedi. Dedi pun terus mendorong agar semua warga bersama-sama ikut menjadi pendorong kemajuan di Kota Cirebon. Karena pada dasarnya, peringatan ulang tahun merupakan momentum untuk melakukan perbaikan. “Jadi bukan sekedar berhitung usia fisik semata,” kata Dedi. Namun justru harus menjadi penyemangat untuk terus mengukir prestasi, berkarya, bekerja keras dan tangguh, pantang menyerah untuk suatu cita-cita dan kemajuan.


Selanjutnya Dedi juga mengungkapkan bahwa pada peringatan Hari Jadi Cirebon ke 649 ini pemerintah daerah telah mampu mengurangi kawasan kumuh. “Melalui program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh), sepanjang 2015 hingga 2017 ini kawasan kumuh di Kota Cirebon sudah berkurang,” ungkap Dedi. Berkurangnya kawasan kumuh tersebut dilakukan dengan membangun sebanyak 878 rumah tidak layak huni menjadi layak huni. Sehingga kawasan kumuh bisa berkurang 22 persen atau 27,47 hektar dari total 105,14 hektar yang ditetapkan.

Kota Cirebon, lanjut Dedi, saat ini telah berkembang menjadi sebuah kota yang hiruk pikuk, baik oleh penghuni maupun pengunjung dari berbagai daerah. Kondisi ini juga sesuai dengan peran Kota Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang telah ditetapkan pemerintah. “kota Cirebon kini sudah menjadi kota yang maju, baik dari segi jasa maupun perdagangan,” ungkap Dedi. Semuanya bisa tercapai karena masyarakatnya mampu menyatukan bagian-bagian yang tersekat baik itu etnis, budaya, asal usul, dan kepercayaan. Sehingga mendudukkan setiap persoalan dalam sebuah kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


“Dengan bersama-sama, bergotong-royong, Kota Cirebon akan mampu menjadi kota yang lebih maju lagi,” ungkap Dedi.(Rls/CB-003)

0 comments:

Posting Komentar