Selasa, Januari 30, 2018


Melengkapi sejumlah aplikasi yang sudah berjalan, seperti aplikasi Cirebon Wistakon atau wisata Kota Cirebon, Cirebon Lengko (layanan elektronik kesehatan online), Cirebon Brojol Aja Klalen (Akte Langsung Jadi Kalau Lapor Lewat Online) dengan konsep one day service, Cirebon Sedulur (Sistem Elektronik Pelayanan Digital Kelurahan), Cirebon Sega Jamblang (sistem elektronik kepegawaian dan evaluasi kinerja secara gamblang) seperti Simpeg, e Lakip, tepra dan lainnya.

Di tahun 2018 ini, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon akan kembangkan sedikitnya 8 aplikasi.  Sejumlah aplikasi yang dikembangkan DKIS untuk memberikan akses informasi dan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“Ada sekitar 8 aplikasi yang akan kami kembangkan tahun ini,” ungkap Kepala DKIS Kota Cirebon, Iing Daiman, S,Ip, M.Si. Usai rapat evaluasi program dan implementasi Smart City di kantor DKIS Kota Cirebon, Selasa (30/1).

Ke 8 aplikasi tersebut yakni, e-library yaitu perpustakaan elektronik yang dapat diakses secara online oleh masyarakat, e-presensi siswa yaitu kontrol kehadiran siswa di sekolah melalui sms ke orang tua, SP2D Online yaitu pencairan dana secara otomatis ke rekening penyedia, SMS Blast yaitu pengumuman otomatis kepada pendatang yang masuk ke wilayah Kota Cirebon.

Ada pula e-komoditas yaitu aplikasi yang mendata komoditas-komoditas yang ada di Kota Cirebon, e-posyandu yaitu pendataan dan pengawasan balita dan batita di Kota Cirebon, e-lowker yaitu informasi dan pendaftaran lowongan pekerjaan secara online, serta Sistem Informasi Pengaduan Warga (Siduga) dimana warga bisa membuat pengaduan secara online melalui aplikasi android. Aplikasi tersebut menurut Iing saat ini tengah mereka kembangkan dan akan secepatnya dilaunching.
 
Dijelaskan Iing, pengembangan beragam aplikasi yang mereka lakukan mendapatkan tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Kota Cirebon. “Namun tetap ada kendala yang saat ini harus dihadapi,” ungkap Iing. Diantaranya sosialisasi yang belum masif akibat jumlah personil yang terbatas serta sarana dan prasarana yang masih kurang. Bahkan mereka juga masih terkendala jaringan yang masih menggunakan wireless. “Sehingga sering terjadi buffering,” ungkap Iing. Karena itu ke depannya mereka akan menggunakan fiber optik agar proses penerimaan maupun pengiriman pesan bisa semakin lancar.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs. Asep Dedi, M.Si, mengungkapkan jika sistem dan aplikasi yang sudah dikembangkan oleh DKIS harus didukung semua pihak. “Kita memanfaatkan teknologi untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” ungkap Asep. Hanya saja Asep mengakui masih ada kendala diantaranya data yang belum real time.

Untuk itu, Asep meminta kepada semua pihak untuk memahami pentingnya konsep smart city untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. “ini bukan hanya untuk kepentingan pemerintah daerah, tapi juga memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” ungkap Asep. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses informasi yang akurat, cepat dan real time.(CB-003)

0 comments:

Posting Komentar