CIREBON-- Pada tanggal 19 Juni
2014, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon bersama 3 (tiga) Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Ciayumajakuning dan 21 TPID lain
di seluruh Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, menghadiri Rapat Koordinasi
Wilayah (Rakorwil) di Jakarta.
“Rakorwil yang bertujuan untuk
merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi potensi
lonjakan kenaikan harga pangan memasuki Ramadhan dan Idul Fitri serta
menghadapi risiko tekanan inflasi ke depan menyepakati 5 (lima) strategi yang
penting,” demikian Totok Hermiyanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Pertama, TPID mendorong upaya
untuk menjamin ketersediaan dan mengendalikan keterjangkauan harga pangan
selama Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H. Langkah pertama adalah mengintensifkan
pertukaran informasi ketersediaan pasokan dan atau harga pangan secara harian
sejak H-5 Ramadhan hingga H+5 Ramadhan. Langkah kedua, mengintensifkan
pemantauan lapangan terhadap ketersediaan pasokan pangan dan menyelenggarakan
pasar murah atau sejenisnya dan operasi pasar. Langkah ketiga, meningkatkan
kelancaran distribusi bahan pangan selama Ramadhan, khususnya dari sentra
produksi ke konsumen, bekerjasama dengan instansi terkait. Langkah keempat,
mempercepat perbaikan jalur distribusi bahan pangan. Langkah kelima,
meningkatkan frekuensi dan kuantitas pemberian informasi tentang kecukupan
pasokan dan harga pangan kepada masyarakat melalui media massa di masing-masing
daerah. Dan terakhir adalah melakukan komunikasi dengan pelaku usaha melalui
asosiasi usaha.
Kedua, TPID melakukan upaya untuk
menjaga kontinuitas produksi dan ketersediaan pasokan pangan di tengah potensi
terjadinya El Nino dengan cara meminta kepada Kementerian Pertanian untuk
menjamin ketersediaan benih, pupuk, serta sarana dan prasarana produksi;
mengoptimalkan peran penyuluh pertanian di lapangan dalam mengantisipasi El
Nino; meningkatkan alokasi APBD untuk mendorong produksi dan ketahanan pangan
antara lain melalui pemberian subsidi, hibah, dan bantuan; memperluas kerja
sama Government to Government (G to G) dan Business to Business (B to B), di
tiga provinsi maupun dengan daerah sentra produksi lainnya guna menjamin
kesinambungan pasokan pangan; dan mendorong peran Bulog yang lebih kuat untuk
menjamin ketersediaan pasokan pangan.
Ketiga, TPID dalam jangka
menengah panjang mendorong peningkatan efisiensi distribusi bahan pangan
terutama dari sentra produksi ke konsumen yang difokuskan pada pengembangan
moda angkutan berbasis kereta api. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk
memperluas sentra distribusi pangan yang dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat.
Keempat, TPID mengupayakan
pengkayaan data dan informasi terkait produksi, konsumsi, dan pasokan pangan di
setiap daerah melalui penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) sebagai dasar
penentuan kebijakan pangan di daerah.
Kelima, TPID menghimbau
Pemerintah Pusat agar dalam melakukan penyesuaian tarif komoditas strategis dan
atau administered prices lainnya, memperhatikan aspek ketepatan waktu,
khususnya dengan menghindari momen khusus menjelang Puasa dan Lebaran.
“Sejalan dengan strategi di atas,
beberapa upaya yang mendorong stabilitas harga pangan dan kelancaran logistik
pangan pada Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H juga telah dilakukan oleh TPID di
wilayah III Cirebon, antara lain dengan melakukan rapat koordinasi antara TPID
dan Pertamina guna menjaga kelancaran dan keamanan distribusi BBM dan LPG,
menyelenggarakan operasi pasar di wilayah Cirebon serta pemantauan harga baik
melalui survei dari Dinas Perdagangan maupun dari Bank Indonesia,” tambah Totok
Hermiyanto.
Rilis by:
Prawita Mandhega Rani
Asisten Manajer l Analis Tim
Kajian Statistik dan Survey Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Telp.
(0231) 202684 ext.8421
Informasi lainnya :