Jumat, 20 Juni 2014

Jumat, Juni 20, 2014

CIREBON-- Pada tanggal 19 Juni 2014, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon bersama 3 (tiga) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Ciayumajakuning dan 21 TPID lain di seluruh Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, menghadiri Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Jakarta.
“Rakorwil yang bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kenaikan harga pangan memasuki Ramadhan dan Idul Fitri serta menghadapi risiko tekanan inflasi ke depan menyepakati 5 (lima) strategi yang penting,” demikian Totok Hermiyanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Pertama, TPID mendorong upaya untuk menjamin ketersediaan dan mengendalikan keterjangkauan harga pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H. Langkah pertama adalah mengintensifkan pertukaran informasi ketersediaan pasokan dan atau harga pangan secara harian sejak H-5 Ramadhan hingga H+5 Ramadhan. Langkah kedua, mengintensifkan pemantauan lapangan terhadap ketersediaan pasokan pangan dan menyelenggarakan pasar murah atau sejenisnya dan operasi pasar. Langkah ketiga, meningkatkan kelancaran distribusi bahan pangan selama Ramadhan, khususnya dari sentra produksi ke konsumen, bekerjasama dengan instansi terkait. Langkah keempat, mempercepat perbaikan jalur distribusi bahan pangan. Langkah kelima, meningkatkan frekuensi dan kuantitas pemberian informasi tentang kecukupan pasokan dan harga pangan kepada masyarakat melalui media massa di masing-masing daerah. Dan terakhir adalah melakukan komunikasi dengan pelaku usaha melalui asosiasi usaha.
Kedua, TPID melakukan upaya untuk menjaga kontinuitas produksi dan ketersediaan pasokan pangan di tengah potensi terjadinya El Nino dengan cara meminta kepada Kementerian Pertanian untuk menjamin ketersediaan benih, pupuk, serta sarana dan prasarana produksi; mengoptimalkan peran penyuluh pertanian di lapangan dalam mengantisipasi El Nino; meningkatkan alokasi APBD untuk mendorong produksi dan ketahanan pangan antara lain melalui pemberian subsidi, hibah, dan bantuan; memperluas kerja sama Government to Government (G to G) dan Business to Business (B to B), di tiga provinsi maupun dengan daerah sentra produksi lainnya guna menjamin kesinambungan pasokan pangan; dan mendorong peran Bulog yang lebih kuat untuk menjamin ketersediaan pasokan pangan.
Ketiga, TPID dalam jangka menengah panjang mendorong peningkatan efisiensi distribusi bahan pangan terutama dari sentra produksi ke konsumen yang difokuskan pada pengembangan moda angkutan berbasis kereta api. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk memperluas sentra distribusi pangan yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
Keempat, TPID mengupayakan pengkayaan data dan informasi terkait produksi, konsumsi, dan pasokan pangan di setiap daerah melalui penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) sebagai dasar penentuan kebijakan pangan di daerah.
Kelima, TPID menghimbau Pemerintah Pusat agar dalam melakukan penyesuaian tarif komoditas strategis dan atau administered prices lainnya, memperhatikan aspek ketepatan waktu, khususnya dengan menghindari momen khusus menjelang Puasa dan Lebaran.
“Sejalan dengan strategi di atas, beberapa upaya yang mendorong stabilitas harga pangan dan kelancaran logistik pangan pada Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H juga telah dilakukan oleh TPID di wilayah III Cirebon, antara lain dengan melakukan rapat koordinasi antara TPID dan Pertamina guna menjaga kelancaran dan keamanan distribusi BBM dan LPG, menyelenggarakan operasi pasar di wilayah Cirebon serta pemantauan harga baik melalui survei dari Dinas Perdagangan maupun dari Bank Indonesia,” tambah Totok Hermiyanto.


Rilis by:
Prawita Mandhega Rani
Asisten Manajer l Analis Tim Kajian Statistik dan Survey Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Telp. (0231) 202684 ext.8421